Bagian 2
LIST PUISI :
LIST PUISI :
1. KANGKAM DUKA
2.
KANGKAM JIWA
3.
KANGKAM WARANGKA
4.
KANGKAM DARA
5.
KANGKAM AUDYA
6. SAODAH DAN AKU
7.
AKU KANGKAM
8. KANGKAM JIWA
9. KUTULISKAN SURAT
TERPANJANG UNTUKMU
10. PENYAKIT NYINYIR
KANGKAM DUKA
By. Kangkam Galih Pamungkas
Kangkam
dilumuri saji-saji
Dimandikan
kembang setaman
Kangkam
dihantar do’a-do’a
Malaikat
maut kematian.
Kangkam
luruh
Kangkam
rapuh
Kangkam
menggiriskan pun penuh duka
Gelimang
darah airmata.
Kangkam
menabur cahaya
Menebas
bianglala
Kangkam
tikam pelangi
Dibatas
luka.
Darah
abu mengepul
Tubuh
kangkam meremang
Darah
jingga menetes
Jiwa
kangkam melayang.
Medio,
12 April 2018
KANGKAM JIWA
By. Kangkam Galih Pamungkas
Kangkam masih tersuruk dalam
warangka
Tergantung dibilik gubuk
Kangkam masih tersarungkan
Masih tenggelam dalam diam.
Angin dingin musim paceklik
Gigilkan daun kemuning di tangkai
Aroma kusuma menguar
Memeluk kangkam digantungan.
Jalan kangkam, jalan jiwa
Jalan kangkam, juga kematian
Jalan kangkam, jalan pusara
Jalan pencarian di sukma kangkam.
Medio,
12 April 2018
KANGKAM WARANGKA
By. Kangkam Galih Pamungkas
Aku
kangkam,
Tiada
guna tanpa warangka,
Karena
berkarat di terpa hujan,
Tak
lagi tajam.
Aku
sebilah kangkam,
Tiada
aroma,
Kusumaku
warangka,
Yang
mengharumkan.
Aku
kangkam galih ber-warangka bulan,
Berhias
edelweis, juga mawar,
Aku
kangkam galih ber-cahaya bintang,
Berjuta
dalam kelipan.
Aku
sebilah pedang,
Berteman
warangka dalam embara,
Bermandi
panas mentari,
Berkecipak
derai hujan.
Aku
kangkam kembali pada warangka,
Lelah
dalam kembara,
Aku
kangkam kerinduan,
Kau
warangka cinta.
#GBR((KGP))*ENS((AA)) Medio 21 April
2018
KANGKAM DARA
By. Kangkam Galih Pamungkas
Dara…
Di gerbang desa aku
terpaku,
Seorang kakek keriput
muka,
Berdiri ngangkang bagi
badega.
Senja baru saja berlalu,
Ku tahu kau telah basuh
tubuhmu,
Wewangi kembang engkau
siramkan,
Pada badan yang baru
tumbuh.
Malam segera larut wahai
dara,
Dalam hening kita bak
belut,
Bergumul di dalam lumpur,
Cipta noda di batas lumur.
Raungmu liar memecah
malam,
Bermandi keringat di kolam
tikar,
Gaun dan jarit sudah
terhampar,
Entah kemana aku lemparkan.
Dara nan ayu lupa kemayu,
Meliuk-liuk bagaikan ular,
Mandi gelombang bersamaan,
Lalu terkapar di pantia
gersang.
#GBR((KGP))*ENS((AA)) Medio, 25 April
2018
KANGKAM AUDYA
By. Kangkam Galih Pamungkas
Pagi
mendung, kau masih dalam pelukku,
Tak beringsut meski sejari,
Kau
cibiri cahaya mentari yang iri,
Di
seruput secangkir kopi.
Angin
mendesah dalam gelisah,
Membuat
kau suruk benamkan diri,
Menyulut
api berkemulkan tilam,
Mengajak
daki tebing birahi.
Mawar
luruh di atas tanah basah,
Kau
kian liar bertambah desah,
Terkaman
yang kutikamkan,
Kau
benamkan dalam tarian.
Satu
kidungan selesai kau terkapar,
Aku
menembang semakin liar,
Kuhentak
kau dalam tikaman,
Kita
tergenang di kubangan kolam.
#GBR((KGP))*ENS((AA)) Medio, 25 April
2018
SAODAH DAN AKU
By. Kangkam Galih Pamungkas
Saodah
centil,
Berteman
malam sepi,
Aku
gelisah,
Menanti
di malam sunyi.
Rembulan
kukus di langit remang,
Kususuri
malm di kesendirian,
Ketepi
kali tuju pancuran,
Buang
beban sudah tak tahan.
Dibawah
sinar bulan aku terpukau,
Kulihat
Saodah mandi telanjang,
Tubuh
mulus putih bak gitar,
Buat
tubuhku jadi gemetar.
Saodah
beri senyuman,
Undang
aku untuk melayang,
Dalam
dekapan tubuh yang sintal,
Janjikan
segulung kehangatan.
Lempar
jauh celana komprang,
Langkah
kaki perlahan-lahan,
Sekilat
Saodah dalam pelukan,
Diatas
batu kami terjajar.
Kidung
erang,
Dengus
tembangan,
Dalam
larian,
Sepasang
kijang.
Peluh
menyungai,
Mengalir
ke muara,
Aku
dan Saodah terkapar,
Dalam
hempasan.
#GBR((KGP))*ENS((AA)) Medio, 22 April
2018
AKU KANGKAM
By. Kangkam Galih Pamungkas
Aku Kangkam,
Laki-laki berteman panas
mentari,
Berukuran jarak ribuan li,
Injak lumpur di tepian
kali.
Aku Kangkam,
Tak kenal hari ibu,
Karena bundaku alam,
Melahirkan segala
ketentraman.
Aku Kangkam,
Tak tau hari sahabat,
Temanku waktu kerap
berlalu,
Kunjung dan pergi segenap
hati.
Aku Kangkam,
Kembara dalam kebisuan,
Susuri bumi mencari hari,
Dimana hanya ada cinta
untukmu.
Aku Kangkam,
Laki-laki gelisah tanpamu,
Aku Kangkam,
Laki-laki sunyi tanpa
cintamu.
#GBR((KGP))*ENS((AA)) Medio, 22 April
2018
KANGKAM JIWA
By. Kangkam Galih Pamungkas
Kangkam masih tersuruk dalam
warangka
Tergantung dibilik gubuk
Kangkam masih tersarungkan
Masih tenggelam dalam diam.
Angin dingin musim paceklik
Gigilkan daun kemuning di tangkai
Aroma kusuma menguar
Memeluk kangkam digantungan.
Jalan kangkam, jalan jiwa
Jalan kangkam, juga kematian
Jalan kangkam, jalan pusara
Jalan pencarian di sukma kangkam.
Medio,
12 April 2018
KUTULISKAN SURAT TERPANJANG UNTUKMU
By. Kangkam Galih Pamungkas
Dear Yayi,
Aku
Rindu Kau…!!
Regards. Kangkam
#GBR((KGP))*ENS((AA))
Medio, 20 April 2018
PENYAKIT NYINYIR
By. Kangkam Galih Pamungkas
Kita ini hanya insan
Pelabuhan banyak
kesalahan
Picik adalah satu
penyakit manusia
Yang masih saja
nyinyir.
Kita penulis juga picik
Sebagaimana layaknya
mahluk lain
Menuliskan apa yang di
lihat ,di rasa
Tapi tak coba merasani,
tak coba merasakan.
Selama kita menulis,
kita masih dalam kepicikan
Melihat penderitaan
orang dijadikan status
Melihat orang tak
ber-jilbab di persalahkan, hanya karena kita pakai cadar
Kita merasa paling benar,
sementara penyakit nyinyir masih tegar di pelihara.
Mari kita buang
jauh-jauh penyakit nyinyir.
@kangkam
Medio, 26 April 2018
Tentang Kangkam Galih Pamungkas :
Dilahirkan di Jakarta pada 22 Oktober 1963, dengan nama
Gunawan Budiraharjo. Anak ketiga pasangan Yakub Soprodjo dan Ijah ini sejak
kecil memiliki kesukaan menulis Puisi, Cerpen dan Novel Silat.
Dunia seni sudah banyak digeluti, sejak remaja pria yang
kerap di sapa Ghea ini sudah menampakan bakat seninya, melukis, menari, menyanyi
hingga menjadi vokalis group band yang dibentuk bersama teman-teman di era 90
an, menjadi penyiar disalah satu radio swasta mengasah bakat lain sebagai MC
dibeberapa event.
Mengenyam pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan
tinggi dikota kembang Bandung membuat laki-laki yang juga pemegang sabuk Hitam
Dan II Karate-Do ini, kental berbahasa Sunda. Dalam beberapa puisi yang
dibuatnya Kangkam menuangkan pikirannya dalam bahasa daerah tatar Pasundan
tersebut.
Dalam menuangkan buah pikirannya Kangkam dapat dibilang
NYLENEH, puisi berbau seksualitas kerap jadi bahan tulisannya, hal ini
dipengaruhi hobi membacanya.
Proses pendewasaan pula yang pada akhirnya Kangkam
menulis beberapa puisi berdasar ajaran Islam yang dianutnya, dan dari beberapa
sumber yang dibaca.
Di dunia maya selain menggunakan nama Kangkam, dia
memiliki beberapa akun FB dengan Nama : Ghea Respati Gunawan, Reka Raffaela, Raffaela
Reka, Cempaka Ayu, Busur Ayu, Kasandra Pamela Anjarani dan Kian Santang ini tak
pernah berhenti menuliskan Hobinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar