Sejarah Karate
Sebuah teori mengatakan bahwa asal mula karate
berasal dari ilmu beladiri Okinawa, atau Okinawa-te adalah seni beladiri asli
setempat yang telah mengalami perkembangan berabad-abad lamanya, dan kemudian
banyak dipengaruhi oleh teknik perkelahian yang dibawa oleh para ahli seni
beladiri dari China yang mengungsi ke Okinawa.
Seorang ahli ilmu beladiri lain yang sangat terkenal yang muncul pada zaman dinasti sung (920-1279 M) adalah Chang Sang Feng (Thio Sam Haong). Awalnya Chang belajar ilmu bela diri kepada Shaolin Tsu, kemudian mengasingkan diri ke gunung Wutang (Butong). Di tempat inilah dia mengamati macam-macam gerakan binatang, seperti kera, burung bangau, dan ular. Berdasarkan pengamatannya, dia menciptakan gaya perkelahian yang khas dengan pribadinya yang disebut aliran Wutang. Kalau Shaolin Chuan hanya dipratekan oleh orang pendeta budha, maka aliran Wutang ini diperuntukan untuk orang awam yang tidak ada ikatan dengan aliran kuil manapun. Chang mengajarkan supaya menerima pukulan lawan dengan gaya lemah gemulai seperti air yang mangalir dan menyerang dengan satu kepastian untuk mengakhiri perlawanan dengan sekali pukul. Ciptaannya didasari dengan gagasan tentang harus adanya gerak melingkar yang luwes gerakan ujung yang tajam. Aliran ini sulanjutnya memiliki danpak yang luas di dalam perkembangan seni beladiri di China. Gaya aliran Wutang ini segera tersebar merata di seluruh wilayah China bagian utara yang pada masa kemudian akan berkembang menjadi Taichi-Chuan, Hsingi-Chuan, dan Pakau-Chuan.
Seorang ahli ilmu beladiri lain yang sangat terkenal yang muncul pada zaman dinasti sung (920-1279 M) adalah Chang Sang Feng (Thio Sam Haong). Awalnya Chang belajar ilmu bela diri kepada Shaolin Tsu, kemudian mengasingkan diri ke gunung Wutang (Butong). Di tempat inilah dia mengamati macam-macam gerakan binatang, seperti kera, burung bangau, dan ular. Berdasarkan pengamatannya, dia menciptakan gaya perkelahian yang khas dengan pribadinya yang disebut aliran Wutang. Kalau Shaolin Chuan hanya dipratekan oleh orang pendeta budha, maka aliran Wutang ini diperuntukan untuk orang awam yang tidak ada ikatan dengan aliran kuil manapun. Chang mengajarkan supaya menerima pukulan lawan dengan gaya lemah gemulai seperti air yang mangalir dan menyerang dengan satu kepastian untuk mengakhiri perlawanan dengan sekali pukul. Ciptaannya didasari dengan gagasan tentang harus adanya gerak melingkar yang luwes gerakan ujung yang tajam. Aliran ini sulanjutnya memiliki danpak yang luas di dalam perkembangan seni beladiri di China. Gaya aliran Wutang ini segera tersebar merata di seluruh wilayah China bagian utara yang pada masa kemudian akan berkembang menjadi Taichi-Chuan, Hsingi-Chuan, dan Pakau-Chuan.
Karena keuletannya untuk meneliti, melatih, dan
mengembangkan diri, karate telah berhasil diterima di seluruh jepang sebagai
salah satu cabang olahraga modern. Pada tahun 1923, Gichi Funakochi yang lahir
di Shuri, Okinawa pada tahun 1869 untuk pertama kalinya memperagakan Te
atau Okinawa-Te di Jepang. Berturut-turut kemudian pada tahun 1929 tokoh-tokoh
seperti Kenwa Mabuni, Choyun Miyagi berdatangan dari Okinawa dan menyebarkan
karate di Jepang. Okinawa Te ini yang telah di pengaruhi oleh teknik-teknik
seni beladiri dari China, sekali lagi berbaur dengan seni beladiri yang sudah
ada di Jepang, sehingga mengalami perubahan-perubahan dan berkembang menjadi
Karate seperti sekarang ini.
Asas Karate adalah sama, namun terdapat berbagai
gaya atau aliran Karate. Di antara aliran utama Karate adalah sebagai berikut :
1.
Goju-Ryu, berdiri tahun 1930 pendirinya Chojun Miyagi
2. Shito-Ryu, berdiri tahun 1931 pendirinya Kenwa Mabuni
3. Wado-Ryu, berdiri tahun 1938 pendirinya Hironori Otsuka
4. Shotokan, berdiri tahun 1939 pendirinya Ghichin Funakoshi
2. Shito-Ryu, berdiri tahun 1931 pendirinya Kenwa Mabuni
3. Wado-Ryu, berdiri tahun 1938 pendirinya Hironori Otsuka
4. Shotokan, berdiri tahun 1939 pendirinya Ghichin Funakoshi
Karate juga boleh di kategorikan sebagai aliran Tradisional dan aliran moden (Sport Karate). Aliran tradisional menumpukan aspek beladiri dan seni tempur manakala aliran moden lebih menumpukan kepada sukan atau pertandingan. Asas latihan Karate terbagi kepada tiga peringkat yaitu:
• Kihon. Ia adalah latihan teknik
asas karate seperti menumbuk, menendang, menangkis, dan mengelak
• Kata. Ia adalah latihan jurus
atau bunga karate.
• Kumite. Ia adalah latihan
beladiri atau seni tempur. Wado-ryu
Wado-ryu atau Wadoryu atau Wado Ryu atau Wado saja
adalah sebuah aliran Karate dari Jepang. Aliran ini
diciptakan oleh Hironori Otsuka pada tahun 1934. Ia
menggabungkan teknik dari seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsudengan seni
beladiri Okinawan Karate yang dipelajarinya dari Funakoshi (pendiri Shotokan
Karate), Kenwa Mabuni (pendiri Shito-ryu Karate) dan Choki Motobu (tokoh
Okinawan Kenpo).
Atas jasa-jasa dia dalam memopulerkan Karate dan
Jujutsu, Hironori Otsuka diberi penghargaan oleh Kaisar Jepang pada tahun 1970-an, dan
sebelum wafatnya pada tahun 1982, dia
dianugerahi gelar "Meijin Judan" (manusia bijaksana, DAN-10) oleh
keluarga kaisar. Sepeninggal dia, organisasi Wado-ryu terpecah menjadi tiga
yaitu Wado-ryu Renmei yang dipimpin oleh Jiro Otsuka, Wado Kokusai Renmei yang
dipimpin oleh Tatsuo Suzuki, dan JKF-Wadokai yang dipimpin oleh alm. Eichi
Eriguchi.
Wado-ryu selain dikenal sebuah aliran karate juga
dikenal sebagai aliran jujitsu, karena di
dalam syllabus Wado-ryu juga diajarkan jujitsu dari aliran Shindo Yoshin-ryu
seperti disebutkan di atas. Ciri khas Wado-ryu adalah memiliki KATA berpasangan
seperti yang dimiliki oleh jujutsu, untuk melengkapi KATA sendirian seperti
yang lazim dimiliki oleh sebuah aliran karate.
Adapun KATA yang dimainkan di dalam aliran Wado-ryu
adalah: Pinan 1-5, Naihanchi, Seishan, Chinto, Kushanku, Bassai, Rohai,
Niseishi, Jion, Jitte. Ada juga beberapa versi Wado dari Kata Gojushiho,
Matsumura Rohai, Suparimpei dan Unsu, namun belum secara resmi diterima oleh
semua perguruan Wado. Sedangkan KATA berpasangan yang diadopsi dari Jujutsu
adalah: Idori no Kata, Gyakunage no Kata, Fujin Goshinjutsu, Yakusoku Kihon
Kumitegata, Tantodori dan Shinken Shirahadori. Beberapa perguruan Wado juga
menerapkan Ohyo Kumite dan Goshin Jutsu Ohyo, yaitu aplikasi dan variasi
teknik-teknik Wado-ryu Karate dan Jujutsu untuk situasi beladiri.
Wado-ryu masuk ke Indonesia pada tahun 1968, dibawa oleh Ir.
Chaerul.A. Taman M.Eng, sekarang menjabat sebagai Guru Besar dari Wado-ryu
Karate-Do Indonesia (WADOKAI) dengan gelar Nanadan-Renshi (setingkat Professor
Madya, DAN-7) dari markas besar JKF-Wadokai di Jepang. Ia ikut mendirikan
FORKI pada tahun 1972, dan juga tercatat sebagai pendiri, guru besar dan ketua
penasehat Goshinbudo Jujutsu Indonesia Club
WADOKAI
JEPANG
Organisasi Wadokai
dibentuk di Jepang 1934 oleh murid-murid ohtsuka diantaranya Hideo Bo dan
Eriguchi, merupakan sebuah organisasi karate tertua di Jepang saat ini. Pada
tahun 1940 untuk pertama kalinya Wadoryu diperkenalkan pada masyarakat Jepang
yaitu pada saat ulang tahun ke 44 Butokai (Perkumpulan Organisasi Ilmu-ilmu
beladiri). Pada saat itu Ohtsuka sebagai pendiri Wadoryu mewakili Organisasi Karate
dalam pertunjukan (embukai) yang cukup mengesankan di Tokyo.
Kemudian Organisasi
Butokai dibubarkan oleh tentara sekutu yang menang perang dunia ke II.
Organisasi yang terdiri atas Karate, Kendo, Judo, Aikido, (Jujitsu), Jukenzutsu
(pedang samurai), Nagikata (bela diri wanita), dsb. Karena yang dilarang adalah
terutama Judo dan Kendo serta Kenjutsu, maka Karate selamat dari pelarangan
sehingga dapat berkembang dengan baik.
Wadokai pada saat itu
dengan orientasi teknokrat dari universitas Tokyo, akhirnya menyebar luas
keseluruh Jepang dengan Mahasiswa dan Dosen serta Alumni sebagai inti,
keanggotaan bertambah setelah Eriguchi yang berpangkat Marsekal memasukkannya
kedalam Angkatan Bersenjata Jepang. Wadokai setelah berdiri 45 tahun pada 1979
telah pula menyebarluas keseluruh dunia, menurut sensus yang di buat oleh
jurnal WADOKAI kentaikai ke 15, 1979 telah menghasilkan DAN I (10.713 Orang),
DAN II (3.571), DAN III (1.306), DAN IV (679), DAN V (321), DAN VI (165), DAN
VII (125) dan DAN VIII (52 Orang).
Kemudian secara
gradualing menyebar ke Eropa, Amerika, Afrika dan Asia serta Australia. Wadokai
dunia dalam kiprahnya telah mempersiapkan pertandingan Dunia yang sedianya akan
dilaksanakan di TOKYO bulan Agustus 1999, dengan judul WORL CUP 1999. Dan Juga
sekaligus mereka melaksanakan Kejurnas antar provonsi di Jepang yang ke 35
(National Champion Cup) yang merupakan pertandingan terakhir untuk abad 20 ini.
Indonesia karena satu dan lainhal belum siap mengirimkan karatekanya, pernah
sekali yaitu Tim Indonesia dikirim pada tahun 1983. Walaupun Kalah, Wadokai
Indonesai bisa tampil dalam arena Dunia.
Wadokai saat ini
telah menjadi gudang pemain-pemain kaliber dunia, dan itu hasil dari negara
Eropa, Amerika, Asia yang mewakili negaranya masing-masing dalam pertandingan
WORLD GAMES, AOKU(Asia Pasific) dan Wuko, saat ini diperjuangkan agar Karate
dipertandingkan di Olympic Games. Pertandingan World Cup ala Wadokai baru.
WADOKAI
INDONESIA
Wadokai diperkenalkan
di Indonesia oleh Chaerul A. Taman, pada tahun 1970 yang telah mempelajari
karate selama 8 tahun tinggal di Jepang (1962-1970), di samping sekolah dalam
rangka pampasan Perang pada Hirishima University, jurusan Snip Building / Naval
Architecture. Chaerul A. Taman belajar karate sejak 1963 dari Mr. Sasaki
Shihang di Universitas Hiroshima. Sasaki merupakan alumni Meiji University
dewasa ini DAN VIII (HANSHI). Dojo ( tempat latihan ) mula-mula dibuka di
Grogol atas inisiatif pelajar-pelajar SMA Jln. Batu Gambir, Jakarta diantaranya
Iwan, Ismail dan Fattah dll, pada 17 Juli 1970.
Wado-ryu masuk ke
Indonesia pada tahun 1968, dibawa oleh Bp. C.A. Taman, sekarang menjabat
sebagai Guru Besar dari Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) dengan gelar
Nanadan-Renshi (setingkat Professor Madya, DAN-7) dari markas besar JKF-Wadokai
di Jepang. Beliau ikut mendirikan FORKI pada tahun 1972, dan juga tercatat
sebagai pendiri, guru besar dan ketua penasehat Goshinbudo Jujutsu Indonesia
Club
WADOKAI JAMBI
Perguruan Wadokai di provinsi Jambi mulai didirikan pada awal tahun 1990 hingga saat ini dengan Dojo yang berjumlah 10 Ranting , terdiri dari :
1. Dojo Pusat Kantor Walikota – Kota Jambi
2. Dojo SD 214 – Kota Jambi
3. Dojo SMP 14 – Kota Jambi
4. Dojo SMP Muslimat – Kota Jambi
5. Dojo Polisiani – Kota Jambi
6. Dojo Koramil -
Kabupaten Tebo
7. Dojo Mts Ullfiah – Kab.Tanjabar
8. Dojo Muaro Papelik
9. Dojo Unit 6 – Rimbo Bujang
10. Dojo Panorama Sakura
DOJO PANORAMA SAKURA
Berdiri dilingkungan
Perumahan Panorama Sakura Asri, sejak 01 Februari 2015, dengan :
Ketua / Pendiri : Gunawan Budiraharjo ( Sabuk Hitam DAN II
Nidan )
Pelatih : Mahesa Sanggabuana ( Sabuk
Hitam DAN II Nidan )
Wakil Pelatih : Gunawan Budiraharjo
Sekertariat : Perum Panorama Sakura Asri Blok. T. 29 RT. 64
Kenali Besar Jambi.
Assinten Pelatih : Nadya
Sebagai Pelatih Mahesa
sudah menorehkan berbagai prestasi di Event Provinsi maupun Nasional, yaitu :
1. Juara III KUMITE Perorangan Kejurnas Wadokai Tahun
2012
2. Juara II KATA O2SN Tingkat SD Kecamatan Jambi
SelatanTahun 2012
3. Juara II KATA Perorangan Kejurnas Wadokai Kapolri Cup
2 Tahun 2013
4. Juara III KATA Perorangan Kejurnas Wadokai Kapolri Cup
3 Tahun 2014
5. Juara II KUMITE Perorangan Kejurnas Se-Sumatera di
Palembang Tahun 2014
6. Juara II KATA Perorangan INKAI Open di Jambi Tahun
2014
7. Juara III KUMITE O2SN Tingkat SMP Se-Kota Jambi Tahun
2014
8. Juara I KATA Beregu INKAI Open di Jambi Tahun 2014
9. Juara I KATA O2SN Tingkat SMP Kota Jambi Tahun 2015
10. Juara III KATA Perorangan BKC 2nd
International Karate Championship Indonesia di Batam Tahun 2015
By. Gunawan Budiraharjo
Dari berbagai Sumber
Selamat sore admin,apa ada kontak yang bisa di hubungi?
BalasHapus